Buah Maja, selain bermanfaat juga sarat legenda. Sejarah Buah Maja dikaitkan dengan legenda nama sebuah kota di Jawa Barat, yaitu Majalengka. “Buah Maja Anu Langka” jadilah Majalengka, itu yang saya tangkap menurut cerita
Lain dari pada itu, Buah Maja juga dikaitkan dengan nama sebuah kerajaan di Indonesia yang dikenal seantero dunia, yakni Majapahit. Disebutkan bahwa buah maja ini berasa pahit. Raden Wijaya, sang pendiri kerajaan Majapahit, menerima sebidang tanah di daerah Tarik (sekarang di selatan Surabaya). Sewaktu membangun daerah itu, ada prajuritnya yang memakan buah maja. Kebetulan yang dimakan adalah buah yang berasa pahit (karena mungkin masih mengkal). Oleh sebab itu ia menamakan bulak itu sebagai “Majapahit”. (Wikipedia).
Selama ini, yang dikenal sebagai buah maja, adalah sosok tanaman perdu, dengan buah sebesar bola volley, berwarna hijau, dengan kulit (tempurung) sangat keras. Daging buah ini memang tidak enak dimakan, dan hanya digunakan sebagai bahan herbal. Yang dimanfaatkan justru tempurungnya, yang berukuran dua kali tempurung kelapa, dengan tingkat kekerasan dan kekuatan yang juga tinggi. Tempurung buah maja digunakan untuk bahan perkakas rumah tangga. Mulai dari gayung air, takaran beras, serta tempat menyimpan aneka biji-bijian.
Selama ini, yang dikenal masyarakat luas sebagai buah maja adalah berenuk, brenuk, atau bernuk (calabash tree, huingo, krabasi, kalebas). Ada tiga spesies bernuk, yakni Crescentia cujete, Crescentia alata, dan Crescentia portoricensis. Semuanya merupakan tanaman asli Amerika Tropis. Masuk ke Indonesia karena dibawa oleh bangsa Portugis dan Belanda. Yang banyak tumbuh di Indonesia dan dikenal sebagai buah “maja” alias bernuk adalah Crescentia cujete. Karena bernuk baru ada di Jawa setelah kedatangan Belanda, tidak mungkin tumbuhan ini yang disebut sebagai “maja pahit”.
Bernuk Crescentia alata, berbentuk sama dengan Crescentia cujete, hanya ukuran buahnya agak lebih kecil. Yang buahnya berbeda adalah bernuk Crescentia portoricensis. Bentuk buahnya memanjang seperti labu air, dengan warna hijau tua. Bernuk sering dijumpai tumbuh liar di halaman rumah atau kebun, juga sebagai tanaman peneduh jalan, atau di taman perkotaan. Bentuk tanaman, tajuk serta buah bernuk, memang bisa menjadi elemen taman yang cukup menarik. Terutama apabila tanaman ini sedang berbuah sangat lebat. Bentuk buahnya yang bulat, warnanya yang hijau serta ukurannya yang besar, merupakan daya tarik tersendiri.
buah maja juga bagus untuk Kesehatan.Beberapa zat yang terkandung dalam buah maja zat lemak dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah maja mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen, dan marmelosin (C13H12O).
- Buah, akar, dan daun maja bersifat antibiotik.
- Akar, daun, dan ranting digunakan untuk mengobati gigitan ular.
- Daun disebutkan dapat menyebabkan aborsi dan steril bagi wanita.
- Ranting digunakan sebagai racun ikan.
- Efek farmakologis akar maja diantaranya mengobati demam.
- Kulit batang dan akar maja untuk obat jantung, stomakikum, dan sedatif.
- Daun maja untuk borok, kudis, eksim, bisul, abortif, demam, dan radang selaput lendir hidung.
- Buah maja untuk disentri dan diare,
- Kulit buahnya untuk pewangi.
selain untuk kesehatan, buah mojo juga berfungsi sebagai pestisida alami
nenek moyang kita atau orang tua jaman dahulu sudah memanfaatkan buah mojo ini sebagai pestisida atau pengusir hama, namaun semakin berkembangnya teknologi pestisida buatan atau kimia, dan lebih efektifnya pestisida kimia dalam pengendalian hama, penggunaan buah mojo mulai ditingalkan bahkan sekarang ini petani malah tidak mengetahui manfaat buah mojo ini, petani dulu sebelum menanam padi mereka memberi cincangan halus buah mojo untuk kemudian disebar kesawah pada saat kondisi air diaswah macak-macak ( air disawah tidak terlalu dalam) dan itu dilakukan terus menerus sampai padi ditanam, hal ini dilakukan untuk mengusir hama yang dapat merusak tumbuhan dan perakaran tanaman padi, yaitu seperti kumbang, belalang, ulat grayak, kepik dll,