Japan_BeautifulInteraksi Jepang Dengan Barat

Tahap pertama interaksi Jepang dengan bangsa Barat dimulai pada sekitar tahun 1543, dimana kapal pedagang Portugis yang hendak pergi ke China mengalami musibah angin topan sehingga kapal tersebut tenggelam. Namun, awak kapal Portugis itu terdampar di Tanegashima, daerah selatan Kyushu dan diselamatkan oleh penduduk setempat. Walaupun sebenarnya bangsa Barat sudah mengetahui keberadaan Jepang sebelumnya melalui catatan Marcopolo, dengan hadirnya orang Portugis secara tidak sengaja ini bisa dikatakan sebagai titik mula interaksi Barat dan Jepang dimulai.

Senapan kuno milik orang Portugis yang berhasil diselamatkan dari kapal yang karam membuat masyarakat lokal kagum. Kemudian, senjata api ini diperbanyak dan digunakan oleh masyarakat Jepang dalam peperangan. Dalam perkembangannya, hadirnya senjata api ini memberi dampak pada perubahan metode peperangan masyarakat Jepang, dimana pada abad 16 ini Jepang sedang mengalami masa peperangan saudara (Sengoku jidai).

Pedagang Portugis yang terdampar tersebut melanjutkan perjalanan mereka ke tempat tujuan utama di China dan menyebarkan informasi tentang keberadaan Jepang kepada relasi mereka. Sehingga, selang beberapa waktu kemudian pedagang Portugis kembali datang ke Jepang (1549). Perdagangan antar-negara ini berkembang dan memberikan pengaruh terhadap perkembangan ekonomi, teknologi senjata dan penyebaran agama kristen.

Kapal pertama yang datang membawa tidak hanya pedagang, tetapi juga misionaris Jesuit Francis Xavier. Hal ini dapat dipahami karena pada sisi lain, hubungan dagang biasanya diikuti dengan semakin berkembangnya arus informasi dan pemikiran ala Barat, termasuk di dalamnya pemikiran-pemikiran dogmatis agama kristen. Kedatangan Portugis di Kyushu dapat diterima oleh tiga daimyo Kyushu, karena mereka berpendapat bahwa dengan adanya perdagangan luar negeri dapat menjadi sumber kemakmuran yang dapat digunakan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu, pendekatan misionaris ini dilakukan dengan pendirian-pendirian rumah sakit, gereja, sekolah, dan rumah yatim piatu yang memberi keuntungan bagi masyarakat, sehingga pengikut ajaran kristen semakin banyak.

Seiring dengan berjalannya waktu keberadaan kristen dan bangsa barat ditekan dan dikecam oleh pemimpin-pemimpin Jepang (termasuk Hideyoshi Toyotomi 1536 – 1598). Puncaknya adalah pada masa kepemimpinan Tokugawa Ieyasu yang membuat perintah larangan yang sangat keras terhadap masuknya agama kristen (1612). Dilanjutkan dengan peraturan pelarangan orang Jepang ke luar negeri (1635). Kemudian, pada tahun 1639 dibuat peraturan pengetatan pengawasan dagang dengan negara lain. Kebijakan isolasi ini disebut sebagai Politik Isolasi / Sakoku.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk membendung pengaruh Barat masuk ke Jepang, terutama penyebaran agama kristen, yang dianggap membahayakan keutuhan Jepang. Selain itu, terdapat pertentangan pemikiran dimana ajaran konfusianisme Jepang mengutamakan golongan bushi sebagai golongan tertinggi, sedangkan dalam ajaran kristen bersifat lebih universal. Politik sakoku juga dimaksudkan untuk membentuk dan mempertahankan identitas Jepang dengan meminimalisir pengaruh dari luar dimana sakoku dalam konteks sejarah Asia Timur Laut secara keseluruhan, juga dianggap sebagai representasi dari kebijakan luar negeri yang konstruktif, yang diterapkan oleh Jepang sebagai bentuk usaha untuk bebas dari kontrol China (baik dari sisi budaya, politik, ekonomi, dll).

Dengan diterapkannya politik sakoku ini, tidak berarti hubungan Jepang dengan negara luar benar-benar tertutup. Jepang membuka satu pintu khusus perdagangan dengan asing di Dejima, Nagasaki. Negara-negara asing yang masih diperbolehkan menjalin hubungan dagang dengan Jepang antara lain adalah China (Ming & Ch’ing dynasty), Korea (Yi dynasty), Ryukyu (Chuzan dynasty) dan Belanda (East India Company).

Pada periode ini, interaksi dengan Barat masa sakoku lebih sering dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui hubungan dagang dengan pedagang Belanda dan penyebaran informasi lewat buku-buku Barat yang masuk ke Jepang.

Tentu saja ada dampak positif dan negatif dari politik sakoku ini. Sisi positifnya adalah bahwa politik sakoku ini berhasil membangun Jepang dengan identitas masyarakat feodal yang kuat, dan kebudayaan Jepang mengalami proses kematangan pada masa ini, dimana kebudayaan tersebut berhasil memberi ciri khas terhadap identitas nasional. Dampak negatifnya adalah Jepang jadi banyak tertinggal dari negara barat dalam hal bidang industrialisasi.

2.3  Kondisi Sosial Budaya dan Politik

a.       Sosial Budaya

Dalam masa isolasi ini, budaya-budaya asli Jepang mulai bangkit: Kabuki, Geisha, dan sebagainya. Pengajaran Bakufu membuat rasa cinta yang tinggi terhadap budaya Jepang. Kesusastraan dibina kembali. Kebangkitan ini terjadi pula pada kepercayaan asli mereka, Shinto.

Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.

b.      Politik

Dengan adanya perlawanan gigih dari orang-orang Kristen menimbulkan rasa curiga di pihak Shogun terhadap semua perdagangan asing. Hal ini membuat Keluarga Shogun Tokugawa menjalankan politik isolasi terhadap dunia luar. Pada awalnya bangsa Spanyol an Portugis diijinkan untuk melakukan perdagangan. Tetapi lama-kelamaan bangsa-bangsa tersebut dicurigai membantu kaum Kristen yang memberontak. Maka, ada tahun 1640 Jepang melakukan politik isolasi dengan menutup diri terhadap dunia luar. Kaisar mengambil langkah untuk tidak berhubungan dengan negara asing, kecuali dengan Pedagang-Pedagang Belanda yang dinilai menguntungkan. Itu pun hanya dilakukan di satu tempat, yaitu di Pulau Dejima, Nagasaki.

Politik Isolasi ini bertahan lebih dari 200 tahun sampai pada tahun 1853, Komodor Perry dari angkatan laut Amerika Serikat dengan 4 buah kapalnya memaksa Jepang untuk membuka diri kembali terhadap dunia luar.

2.3 Pembukaan Negara Dan Jatuhnya Bakufu

Sementara Jepang tenggelam dalam tidurnya yang panjang dalam keterasingan, solusi bentuk negara modern dan persatuan nasional sedang berlangsung di bagian Barat dunia. Lebih dari itu, perkembangan kapitalisme mengakibatkan solusi industri yang menyebabkan bangsa Barat melihat ke luar negeri untuk mencari pasaran bagi hasil industrinya dan untuk sumber-sumber bahan baku baru. Dengan cara ini tangan dunia Barat mulai merentang ke Jepang.

Bangsa pertama yang mengetuk pintu Jepang ialah Rusia. Pada tahun 1792 Rusia yang telah meluaskan wilayahnya hingga ke Siberia, mengirim seorang utusannya, Adam Laxmann, ke Nemuro di Hokkaido untuk memulangkan awak kapal Jepang yang kandas di Rusia, dan untuk mengajukan nota resmi yang memohon dibukanya hubungan perdagangan antara kedua negara itu. Bakufu memberitahu utusan ini tentang kebijaksanaan pengasingan Jepang, mengatakan bahwa pembicaraan lebih lanjut harus dilakukan di Nagasaki, dan memintanya supaya pulang kembali. Setelah itu Rusia mengirim utusan ke Nagasaki, tetapi utusan ini pun diusir oleh penguasa Jepang, yang menyebabkan Rusia kemudian menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang wilayah bagian utara Jepang. Karena itu Bakufu meletakkan Hokkaido langsung dibawah pengawasannya dan memperkuat pertahanan disana. Sementara itu seorang tentara bayaran Bakufu bernama Kondo Juso menjelajahi daerah Kuriles, dan Mamiya Rinzo membuat survai atas Karafuto (Sakhalin) dan memastikan bahwa apa yang selama ini dianggap bagian dari benua sebenarnya merupakan pulau-pulau tersendiri.

Pada tahun 1846 Amerika (Commodore Biddle) mencoba membuka perdagangan dengan Jepang, tetapi gagal.

Pada tahun 1853, Commodore Perry, komandan dari Squadron Hindia Timur dari Amerika Serikat masuk dengan 4 buah kapal perang di Teluk Yedo (Yokohama) membawa surat dari Presiden Amerika yang ingin membuka hubungan dagang dengan Jepang dan agar Jepang membuka pelabuhannya untuk bangsa asing. Bakufu memohon pertimbangan dari istana dan dari istana dan para damiyo mengenai cara membalas surat itu. Terjadi perselisihan paham antara mereka yang mendukung dibukanya negara dan mereka yang menuntut supaya orang-orang “biadab” ini diusir. Tetapi ketika Perry kembali dengan kapal-kapal perangnya pada tahun berikutnya mengancam untuk minta jawaban, Bakufu menyerah dan perjanjian persahabatan antara Jepang dan Amerika Serikat ditandatangani. Perjanjian itu mengatur bahwa dua pelabuhan Shimoda dan Hakodate akan dibuka bagi kapal-kapal Amerika untuk memberi persediaan bahan bakar, air dan makanan. Jepang dibuka oleh Commodore Perry melalui Perjanjian Shimoda pada 30 Maret 1854, sebab-sebabnya adalah:

1.      Pemerintahan Bakufu berpegang pada politik isolasi, karena takut bahwa dengan masuknya perdagangan-perdagangan asing itu akan ikut masuk juga imperialisme asing

2.      Pada tahun 1842, Tiongkok telah dibuka untuk bangsa asing oleh Inggris (Perang Candu, treaty ports) kemudian Tiongkok habis dibagi dalam daerah-daerah pengaruh antara Inggris, Perancis, Rusia. Setelah Tiongkok habis terbagi, tinggal Jepang saja yang belum disinggung-singgung

3.      Amerika Serikat membutuhkan tempat istirahat, ditengah jalan perjalanan antara pantai barat Amerika (pada waktu itu mulai berkembang karena ekspansi Amerika ke Barat) dan Tiongkok. Dan kebetulan Jepang itu tidak hanya merupakan tempat peristirahatan yang baik saja, tetapi juga mengandung kemungkinan-kemungkinan perdagangan (teh, sutera) yang sangat menguntungkan.

4.      Kepulauan Jepang merupakan batu loncatan ke Tiongkok yang baik

Dengan diadakannya perjanjian ini, selepasnya muncul perjanjian-perjanjian yang serupa, dengan Inggris, Rusia dan Belanda. Dengan demikian, terbukalah pintu Jepang lebar-lebar untuk bangsa asing. Jepang sekali lagi dibuka setelah pengasingan yang berlangsung sepanjang dua abad, dan berakhirlah politik isolasinya.

Menyusul perjanjian persahabatan tersebut, Amerika Serikat mendorong Bakufu untuk mengadakan perjanjian dagang, tetapi istana tidak mengizinkan. Menteri Bakufu Li Naosuke tidak mengindahkan penolakan dari istana dan menandatangani perjanjian dan pada tahun, 1858 perjnjian dagang dan persahabatan ditandatangani antara Jepang dan Amerika Serikat. Perjanjian kurang adil: disamping Shimoda dan Hakodate, empat pelabuhan lain yaitu Kanagawa, Nagasaki, Niigata dan Hyogo serta kota Edo dan Osaka terbuka buat perdagangan: diakui pula hak menetap bagi warga negara Amerika penempatan seorang menteri dan konsul, serta hak estrateritorial buat warga negara Amerika: dan kedua negara itu juga mengadakan perjanjian tentang pabean. Dalam beberapa tahun berikutnya penjanjian serupa diadakan dengan Belanda, Rusia, Inggris dan Prancis. Penandatanganan perjanjian oleh Bakufu tanpa izin, kaisar menyebabkan kekesalan yang meluas dan gerakan anti-Bakufu semakin gencar.

Li Naosuke mengambil tindakan represif yang keras melawan oposisi dan bnyak orang yang setia kepada kaisar dibunuhnya. Kebencian terhadap Ii sendiri memuncak dan pada akhirya ialah dibunuh oleh semurai tak bertuan dari clan Sat suma dan Mito. Pada saat yang sama pembukaan hubungan dagang dengan negara asing sangat mengacaukan perekonomian Jepang. Pembelian barang-barang ekspor dalam jumlah besar menyebababkan tidak keseimbangan dalam permintaan dan persediaan yang mengakibatkan kenaikan harga. Lebih dari itu, nilai emas dan perak sangat berbeda jika dibandingkan dengan nilai di negara lain, pedang asing memebawa perak untuk membeli mata uang mas Jepang, sehingga emas mengalir keluar Jepang dalam Jumlah besar. Karenanya bakufu mengedarkan mata uang mas dengan mutu lebih rendah yang menyebabkan harga semakin melonjak.

            Setelaah wafatnya Ii Nausuke bakufu berusaha mengendalikan krisis melalui kerja sama dengan isatana, tetapi kekuasaannya beransur-ansur menurun. Sementara itu perasaan anti orang asing menjadi lebih runcing. Clan Choshou menembak kapal asing yang memalui selat Shimonsheki dan sebagai pembalasan, tempat pertahanannya sendiri diduduki, sementara Clan Satsuma diserang di pasukan Inggris di Kagoshima. Clan yang kuat ini cepat menyadari bahwa “mengusir orang biadab” sebenarnya mustahil, tetapi terus bersihkeras dalam usaha pengusiran sebagai cara untuk mempersulit kedudukan bakufu.

Clan Chosou pada mulanya menyerukan kesetiaan pada kaisar dan pengusiran orang-orang asing, sementara clan Satsuma menyerukan kerja sama antara istana dan bakufu. Tidak lama kemudian praksinya meyerukan dijatuhkannya bakufu berkuasa dikedua clan tersebut, dan pada tahun 1866 kdua clan menandatangi perjanjian aliensi rahasia. Di istana, Iwakura Tamomi dan bangsawan berpangkat rendah lainnya, berusaha mengeluarkan perintah rahasia dari kaisar untuk menjantuhkan bakufu ketangan clan Satsuma dan Chosou. Tetapi pada hari itu Shogun ke 15, Yoshinobu atas kehendaknya sendiri mengusulkan pengembalian tampuh pemerintahan kepada istana. Ia melakukan ini sebagai hasil peringatan yang disampaikan oleh penguasa clan tosa kepada bakufu yang menyatakan bahwa satu-satunya jalan untuk menghindari campur tangan asing dan untuk memelihara kemerdekaan Jepang, ialah dengan mengembalikan pemerintahan langsung oleh kaisar secara damai. Istana menerima petisi Yosinogu dan mengeluarkan pemerintah yang menyatakan pemulihan pemerintahan kasiar di tangan kaisar Meiji ( tahun 1868).

 samurai

2.4 Akibat Pembukaan Jepang Bagi Bangsa Asing:

1.      Meluapnya perasaan anti Shogun. Shogun dianggap lemah dan menjual tanah airnya kepada bangsa asing.

2.      Memperkuat gerakan pro-Tenno. Komei Tenno yang menolak untuk menandatangi perjanjian Shimoda dianggapnya ornag kuat. Shogun harus mengembalikan kekuasaannya kepada Tenno.

3.      Pemberontokan Shatsuma dan Choshu (1863).

Keluarga Satsuma dan Choshu adalah Emuarga yang paling anti shogun. Tindakan shogun itu (membuka Jepang) ianggapnya sebagai penghinaan. Karena itu mereka membunuh bangsa-bangsa asing dan menyerang angkatan laut Amerika Serikat  di pelabuhan Shimonoseki. Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Belanda kemudian menyerang dan menduduki Shimonoseki. Satsuma dan Choshu menyerah dan insyaflah mereka, bahwa asing tidak dapat tilak dengan senjata Jepang yang masih jauh terbelakang terhadap barat itu.

4.      Meiji-Restorasi (pengembalian kekuasaan Tenno kepada Meiji Tenno).

Setelah tahu bahwa bangsa barat tidak mungkin ditolak dengan kekuataan senjata, maka Jepang memilih jalan yang sangat bijaksana untuk menghindarkan diri dari penajajahan bangsa barat. Mereka membuka tanahnya lebar-lebar sambil belajar giat cara-cara barat untuk membangun negra.


Restorasi meiji

meiji

Masa meiji (1867 – 1912) merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam sejarah Jepang. Di bawah pimpinan kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa mencapai pembentukan suatu bangsa modern yang memiliki perindustrian modern dan lembaga-lembaga politik modern. Pada tahun-tahun pertama pemerintahannya, kaisar Meiji memindahkan ibukota kekaisaran dari Kyoto ke Edo. Edo pun berganti nama baru menjadi Tokyo (ibu kota Timur). Diumumkanlah undang-undang dasar yang menetapkan sebuah kabinet dan badan-badan legistlatif. Golongan-golongan masyarakat selama masa Edo yang membuat masyarakat menjadi terbagi berdasarkan kasta pun dihapuskan. Kaisar Meiji membawa pencerahan dalam membimbing bangsanya melewati peralihan yang sangat mencuat. Lalu berakhir pada saat wafatnya kaisar Meiji pada tahun 1912.

  • · RESTORASI MEIJI DAN KEKAISARAN

Tahun 1867, kaisar Mutsuhito yang baru berusia 15 tahun meneruskan kekuasaan ayahnya, Kaisar Komei dan zaman baru Meiji yang berarti “aturan pencerahan” diumumkan. Restorasi Meiji pada tahun 1868 mengakhiri 265 tahun berdirinya tahun Keshogunan Tokugawa. Reformasi pertama adalah pengumuman Lima Pasal Dekrit (gokajou no goseimon) yang merupakan rencana politik baru pada tahun 1868, sebuah pernyataan umum mengenai visi dan misi pemerintahan Meiji untuk meningkatkan moralitas dan memperoleh dukungan finansial demi terbentuknya pemerintahan baru yang mengutamakan persatuan rakyat, baik petani, pedagang, para bangsawan maupun samurai untuk bersumpah di hadapan dewa. Isinya terdiri dari :

  1. Mendengarkan pendapat orang dan melaksanakan hal-hal yang penting
  2. Semua orang menyatukan hati dan mematuhi negara
  3. Siapa pun dan dari pihak mana pun marilah memajukan kehidupan ini dan melaksanakan dengan hati yang terbuka
  4. Perbaharui hal-hal yang buruk di masa lampau dan kembali ke jalan yang benar
  5. Ambil dan terapkan ilmu-ilmu baru dari luar dan maju kembangkanlah Jepang sebagai negara kekaisaran

Di dalam lima pernyataan resmi tersebut, kaisar mengadakan tukar menukar pendapat untuk mengembangkan pembangunan politik dan ekonomi. Dengan demikian Jepang akan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa mereka akan membangun negaranya dengan menuntut ilmu pengetahuan.

Namun di lain pihak, pemerintah tetap membuat kebijaksanaan politik melarang pemberontakan dan agama Kristen, maka keadaan dianggap sama dengan keadaan di zaman Edo sehingga terjadilah perlawanan rakyat. Perlawanan yang paling sengit datang dari Toba dan Fushimi yang disebut Boshin Sensou (Boshin-Sensou : perang saudara diantara para han yaitu kubu yang menentang pembaharuan yang baru dibuat), karena masih terdapat mantan samurai di zaman Bakufu yang melawan pemerintahan baru dan pemberontakan pun berlanjut selama satu setengah tahun di Ueno (Tokyo), Aizu (Fukushima-ken), Boryokaku (Hakodate). Namun pergolakan tersebut akhirnya dapat diredam oleh tentara pemerintahan baru yang berpusat di Soccchoo, sehingga penyatuan Jepang pada zaman pemerintahan baru ini dapat diselesaikan.

Pemerintahan Meiji yang dimulai dengan bermacam-macam reformasi untuk membuat struktur lembaga politik baru yang berpusat pada kaisar. Pemerintahan baru atau reformasi pada masa ini disebut Restorasi Meiji. Pemerintahan yang baru pada tahun 1868 (Meiji II) memerintahkan kepada para Daimyou agar wilayah Han dan rakyat yang tinggal di wilayah tersebut dikembalikan dari Daimyou ke kaisar. Kebijakan selanjutnya keluar pada tahun 1871 (Meiji IV) yang memutuskan untuk menghapus sistem han (hidup hanya dengan beras yang diberikan oleh majikannya yaitu han, han = majikan), membagi seluruh negeri menjadi sistem ken (perfektur) serta dikirimkan pegawai pemerintahan langsung dari pusat, yang disebut pula Haihan Chiken (penghapusan tanah feodal dan pembentukan perfektur). Dengan begitu, pajak seluruhnya dikumpulkan oleh pemerintah dan pegawai pemerintah tinggal menerima gaji dari pemerintah.

Di samping itu, pemerintah menyatakan Shiminbyoudou (persamaan empat strata sosial atau kelas sosial yang baru), yaitu : Kouzoku yaitu keluarga kaisar, Kazoku yaitu keluarga bangsawan, Shizoku yaitu keluarga samurai, Heimin yaitu rakyat biasa. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat biasa pun berhak memiliki nama keluarga, pekerjaan ataupun tempat tinggal dengan bebas.

  • · PEMERINTAHAN

Pemerintah baru Meiji terus berupaya memajukan diplomasi. Awalnya pemerintah memikirkan cara untuk mengubah perjanjian-perjanjian antara negara Barat dan Bakufu yang dirasa kurang adil bagi rakyat Jepang. Selain itu, observasi digencarkan untuk mengirim wakil-wakil pemerintahan ke negara Barat. Namun negosiasi untuk memperbarui isi perjanjian-perjanjian tersebut sama sekali tidak ditanggapi oleh negara-negara Barat. Karena itu, pemerintah berpendapat bahwa akan lebih baik untuk membangun negara, mengembangkan industri dan memperkuat militer demi kepentingan negara daripada harus merevisi isi perjanjian.

Pada masa itu, yang mula-mula menjadi menteri adalah para pemimpin yang berasal dari Satsuma dan Choshu (persekutuan han bernama toubaku yang dulunya bertujuan menumbangkan edo & akhirnya melahirkan jaman meiji). Tidak sedikit orang yang merasa tidak puas, terutama mereka para mantan samurai. Ini terutama karena kaum samurai yang kehilangan pekerjaan terpaksa harus berdagang. Sehingga akhirnya para mantan samurai melakukan pemberontakan di berbagai daerah.

Saigo Takamori dan lainnya menuntut pemerintahan baru agar kekuasaan para mantan samurai diarahkan, memberlakukan kembali politik isolasi, dan membuka Korea dengan paksa (seikanron). Namun atas anjuran Okubo Toshimichi, Kido Takayoshi, dan tokoh lainnya (orang-orang yang baru pulang dari Barat), perkembangan negara secara langsung lebih maju dan pemerintahan dalam negeri dilaksanakan lebih dahulu. Setelah diperkenalkannya pemikiran modern Barat, pemikiran mengenai hak rakyat, keadilan dan liberalisme meluas. Sehingga pada tahun 1881 dibentuk partai politik pertama di Jepang yaitu partai liberal oleh mantan samurai Itagaki Taisuke dan tahun berikutnya dibentuk partai konstitusional yang menghendaki parlemen seperti di Inggris. Lalu terbitlah petisi mengenai pembukaan parlemen berdasarkan pemilihan umum yang harus dilaksanakan pemerintah berdasarkan anggota majelis yang dipilih oleh rakyat. Dan terjadilah pertemuan yang dibuat di berbagai tempat yang mendirikan dan menyatukan Kokkau Kisodomei. yaitu gerakan yang mempelopori dibukanya pemilihan umum.

Tahun 1889 (tahun ke-22 meiji) kaisar meresmikan undang-undang Dai Nihon Teikoku Kenpo (konstitusi kekaisaran jepang raya) sebagai konstitusi yang ditetapkan tenno dan dikembangkan oleh rakyat. Dalam konstitusi parlemen terdiri dari majelis tinggi dan majelis rendah. Anggota mejelis tinggi adalah keluarga kaisar , tenno menunjuk siapa yang akan menjabat lalu dipilih oleh rakyat. Tetapi karena kuatnya cara berpikir kaisar, maka anggota majelis rendah (eksekutif, legislatif dan yudikatif) hanya bertanggung jawab pada kaisar dan tidak bertanggung jawab pada parlemen.

  • · KONDISI MASYARAKAT

Modernisasi di bidang kebudayaan terus dilakukan pada tahun 1872 (meiji V), pemerintah menetapkan sistem pendidikan di mana masyarakat yang memiliki pekerjaan dan status macam apapun dapat mengikuti pendidikan. Selain itu, pemerintah Meiji pun mengirimkan banyak mahasiswa ke negara-negara Eropa dan Amerika dan mengundang banyak ahli teknik dari negara-negara Barat. Kebudayaan Barat yang maju pun diadopsi oleh pemerintah. Di bidang kehidupan sehari-hari, diberlakukan kalender Solar Gregorian agama Kristen akhirnya diakui karena adanya kritik-kritik dari luar negeri. Teknik cetak berkembang sehingga koran yang menyebarluaskan politik dan humaniora banyak diterbitkan. Kebudayaan di kota-kota besar yang merupakan salah satu kebudayaan yang menghasilkan kombinasi seni cetak balok kayu, teater Kabuki, novel, mode pakaian, dan perpustakaan, kebanyakan terikat dengan Geisha atau perempuan yang hadir setiap kota tempat hiburan. Di Ginza, Tokyo, dibangun bangunan-bangunan bergaya Barat yang menggunakan batu bata merah dan jalan-jalan raya dinyalakan lampu-lampu gas yang menerangi jalan.

Memotong rambut kuncir menjadi pendek dan memakai pakaian ala Barat telah menjadi gaya hidup baru, di samping itu, daging sapi yang biasanya tidak dimakan akhirnya mereka makan dan mulai pada waktu itu banyak dijumpai restoran sukiyaki. Gaya hidup baru mencakup bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, sandang, pangan, papan, dan lainnya adalah kebudayaan Barat yang baru yang semaki lama semakin diterima masyarakat dan disebut istilah Bunmei Kaika (masa peradaban dan pencerahan).

Di bidang pemikiran, diterapkan pemikiran Barat, seperti bahwa manusia semuanya bebas dan sederajat, dan memiliki hak yang sama untuk menuntut pemikiran untuk mendapatkan keadilan dalam mencapai kebahagiaan dan kebebasannya sehingga pemikiran ini akhirnya meluas di masyarakat. Dalam buku fukuzawa yukichi, terdapat kata-kata pendahuluan yang berbunyi: “ten wa hito no ue ni, hito o tsukurazu, hito no shita ni hito o tsukurazu” (dewa tidak menciptakan manusia berada di atas dan di bawah). Maknanya adalah manusia itu sederajat dan tidak dibedakan berdasarkan status sosial.

Di bidang pendidikan, awalnya banyak petani yang tidak suka memasukkan anak-anaknya ke sekolah karena harus membayar uang sekolah. Namun kenyataannya semakin lama pendidikan sekolah dasar pun semakin maluas. Di bidang pendidikan tinggi, didirikanlah pendidikan tinggi Tokyo Igaku pada tahun 1877 (diganti namanya menjadi Universitas Teikoku pada tahun 1896, dan berganti lagi pada 1945 menjadi Universitas Tokyo); Fukuzawa Yukichi mendirikan sekolah swasta Keio; sedangkan Okuma Shigenobu mendirikan sekolah kejuruan Tokyo, universitas Waseda. Perguruan-perguruan tinggi tersebut banyak menghasilkan tenaga ahli yang tidak kalah dari luar negeri. Pemerintah Meiji terus menyempurnakan bidang pendidikan semaksimal mungkin dan pada tahun 1890, wajib belajar yang merupakan dasar dari pendidikan akhirnya dicanangkan.

  • · SENI DAN SASTRA

a. seni

Sejarah kabuki pada zaman Meiji pun kepopulerannya tetap tidak tergoyahkan. Tapi sering menerima kritik, diantaranya kalangan intelektual menganggap isi cerita kabuki tidak sesuai untuk dipertunjukkan di negara orang beradab. Kalangan di dalam dan di luar lingkungan kabuki juga menuntut pembaruan di dalam kabuki, sehingga mau tidak mau dunia showbiz kabuki harus diubah sesuai tuntutan zaman. Kritik terhadap kabuki mengatakan banyak unsur dalam kabuki yang sebenarnya tidak pantas dimasukkan ke dalam drama kabuki, misalnya : alur cerita yang tidak masuk akal, tema cerita yang kuno atau berbau feodal, dan trik panggung yang sekadar untuk membuat penonton takjub, seperti adegan aktor bisa “terbang” atau berganti kostum dalam sekejap. Akibat kritik yang diterima dunia showbiz kabuki sejak zaman Meiji berusaha mengadakan gerakan pembaruan dalam berbagai aspek teater kabuki. Gerakan pembaruan yang disebut Engeki Kairyo Undo juga melibatkan pemerintahan meiji yang memang bermaksud mengontrol pertunjukan kabuki. Pemerintah Meiji bercita-cita menciptakan pertunjukan teater yang pantas dan bisa dinikmati kalangan menengah dan kalangan atas suatu “masyarakat yang bermoral”. Salah satu hasil gerakan pembaruan kabuki adalah dibukanya gedung Kabuki-za sebagai tempat pementasan kabuki. Selain itu, pembaruan juga melahirkan genre baru teater kabuki yang disebut Shimpa.

b. sastra

Dalam langkah modernisasi dengan adanya Restorasi Meiji, Jepang pun turut memodernisasi bidang kesusastraan, dimulai dari tulisan Shobochi Shoyo berjudul Shosetsu Shinzui pada tahun 1885. Dalam Shoyo diungkapkan bahwa karya sastra bukanlah alat politik maupun moral, tapi merupakan seni yang memiliki makna sendiri, yang mengutamakan keindahan hidup dan realisme. Salah satu penulis novel yang terkenal pada masa itu adalah Futabatei Shimei yang menjadi pelopor dalam novel modern. Salah satu novel modernnya adalah Ukigumo, yang ditulis dalam bahasa kolokial (percakapan). Sampai saat ini, karya klasik seperti Goshunotoi karya Kodarohan dan Konjikiyasha karya Ozaki koyo masih banyak dibaca kalangan luas. Pada masa-masa itu bermunculan karya sastra yang dipublikasikan oleh Higuchi Ichiyo seperti Takekurabe, Nigorie, jusanya,dan lainnya. Karya-karya yang ditulis dengan gaya bahasa yang sangat indah itu menceritakan tentang seorang wanita yang harus menghadapi kesulitan di tengah masyarakat yang terikat oleh adat istiadat dan moral yang kuno. Tapi karya itu secara realistis masih bernapaskan puisi.

Selain itu, karya-karya baru di bidang puisi seperti waka dan haiku pun lahir. Puisi, disebut pula Shintaishi, dan karya-karya di bidang puisi bernafaskan romantis. Di bidang Haiku dan Waka, Masao Kashiki mengeluarkan majalah bernama Hototokisu yang melukiskan karya-karya Haiju dan Tanka. Yosano Aiko, dalam majalah Myojo, menerbitkan Tanka yang bernafaskan romantisisme dan karya dengan imajinasi sastra. Setelah karya Ukigumo, banyak karya-karya beraliran naturalis yang mendapat pengaruh dari sastra asing bermunculan. Yang perlu diperhatikan adalah karya Shimazaki Toson yang berjudul Haikai. Haikai merupakan puncak dari karya sastra yang menggambarkan pergolakan batin seorang manusia, khususnya dunia remaja dan penderitaan yang dialaminya. Toson terus aktif menulis hingga zaman Showa ketika dia menulis kisah tentang kehidupan orang tuanya semasa sulit di zaman restorasi Meiji dalam novel berjudul Yoakemae. Sastra naturalisme merupakan gerakan modernisasi di bidang kesusastraan. Karya sastra Tayama Katai yang berjudul Futon memiliki pengaruh besar terhadap gerakan tersebut. Dalam perkembangan kesusatraan natiralisme tersebut, khususnya sejak pertengahan zaman Meiji hingga awal zaman Taisho, orang-orang yang berperan adalah Mori Ogai, Natsume Soseki, Ishikawa Takubaku.

  • · KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI

a. ekonomi

Untuk melaksanakan pembaharuan, pertama-tama yang diperlukan oleh pemerintah Meiji adalah modal yang banyak. Maka untuk menetapkan pendapatan pajak, pemerintah memperbaharui cara cara pemungutan pajak dari petani yang dikenal dengan istilah Chisokaisei. Pertama pemerintah memberikan sertifikat tanah kepada tuan tanah dan pemilik tanah pribadi, kemudian beras sebagai pajak tahunan diganti dengan uang kontan (Chiso Kaisei). Tetapi pembaharuan ini mahalnya kira-kira sama dengan zaman Edo. Beberapa petani yang tidak mampu membayar pajak harus menjual tanahnya, selain itu rakyat yang tidak memiliki tanah pribadi harus memberikan setengah dari jumlah beras yang diterimanya kepada tuan tanah.

Setelah pembaharuan pajak, 2 atau 3 anak laki-laki dari petani pemilik tanah pribadi maupun petani kecil biasa, meninggalkan desa dan menjadi buruh pabrik di kota besar. Reformasi pajak tanah membuat perekonomian menjadi stabil, akan tetapi pajak tanah yang jauh lebih tinggi dari pajak yang dibayar dengan beras dan hal ini yang membuat rakyat lebih menderita.

b. industri

robot

Industri modern Jepang, setelah tahun 1890, yang berusaha memajukan mekanisme di bidang industri pemintalan sutra, dan industri lainnya, ditandai dengan diimpornya benang katun dan benang sutera ke Amerika, Korea dan Cina. Perang Cina-Jepang dan Rusia-Jepang mengakibatkan Jepang memperoleh sumber-sumber kekayaan alam yang berlimpah. Pada tahun 1901, Jepang selesai membangun pabrik besi baja pertama yang dikelola pemerintah. Dengan demikian, terbentuklah dasar dari perkembangan industri berat, seperti industri baja dan industri pembuatan kapal, serta mesin-mesin industri.

Revolusi tersebut mengakibatkan meningkatnya kapitalisme dan timbulnya persoalan dalam masyarakat feodal. Di pedesaan, karena dipaksa membayar pajak yang tinggi, semakin banyak petani yang menjual tanah pribadinya sehingga jumlah petani miskin pun makin meningkat. Para petani kecil yang tidak bisa hidup di pedesaan lagi lebih memilih pergi ke perkotaan dan menjadi buruh pabrik. Namun kondisi pabrik tempat para petani itu bekerja sangat buruk. Di lain pihak, para tuan tanah lintah darat yang menimbun dan mengumpulkan tanah yang luas tidak bisa menanam sendiri, sehingga mereka yang membiayai hidup dengan cukai semakin bertambah. Selain itu, para tuan tanah yang menjadi anggota parlemen pun meningkat. Saat itu tuan tanah besar dan keluarga kapitalis yang mengelola perusahaan, memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap politik Jepang.

Bersamaan dengan perkembangan industri modern, maka modal diakumulasikan pada industri-industri besar dan keluarga kapitalis yang bepengaruh (Zaibatsu). Di bidang keuangan, perdagangan luar negeri, transportasi, dan pertambangan, dan bidang lain, diadakan pengelolaan multidimensi sehingga bank akhirnya menguasai modal industri. Dalam keadaan seperti itu, paham pemikiran masyarakat juga meluas di Jepang. Pergerakan para petani kecil dan para buruh dalam upaya memperbaiki kehidupannya sering terjadi. Namun pemerintah membuat undang-undang yang pengawasannya dilakukan secara ketat.

Dengan kebijakan politik tentang pendidikan wajib yang dilaksanakan di seluruh Jepang, pemerintah Meiji mengadakan perubahan mendasar secara sosial, yaitu dengan merubah kesadaran setiap orang terhadap fungsi negara. Orang Jepang yang pada masa pemerintahan Tokugawa masih berfikir kedaerahan, pada masa Meiji diharuskan mempunyai pemikiran atau kesadaran nasional (satu kebijakan pendidikan yang bersifat nasionalistik). Perubahan kesadaran orang per orang dari kedaerahan menjadi nasional seperti inilah yang merupakan hasil terpenting perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Meiji dalam bidang pendidikan.


les privat surabaya, les privat surabaya, les privat surabaya, les privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, lbb privat surabaya, les privat, les privat,les privat,les privat, lbb privat, lbb privat,lbb privat,lbb privat,lbb privat, guru privat, guru privat, guru privat, guru privat, guru privat surabaya

2 thoughts on “Sejarah Jepang

  1. I see your blog needs some fresh articles. Writing
    manually takes a lot of time, but there is tool for this time consuming task, type
    in google: murgrabia’s tools unlimited content

Tinggalkan Balasan